Selasa, 14 Juli 2015

Penemuan Baru Penyebab Tinnitus

Peneliti Temukan Penyebab Telinga Berdenging Sulit Diobati

Tinnitus, sebuah gejala medis yang umum ditandai dengan denging terus menerus di telinga, dapat terjadi dari masalah yang berbeda seperti penyakit atau cedera. Para peneliti menemukan mengapa denging itu sulit untuk diobati.


Menurut Tech Times, penemuan ini datang dari University of Iowa dan dipublikasikan dalam Current Biology. Di sini, peneliti menggunakan teknik pemantauan otak, yang biasa digunakan untuk pengobatan epilepsi, guna memetakan proses tinnitus.


Mereka melakukan ini dengan mengukur aktivitas otak selama serangan tinnitus, kemudian membandingkan kejadian kuat dan lemah dari kondisi tersebut. Mereka juga mengukur hasil ini terhadap pola otak yang terlihat ketika relawan terkena suara yang meniru gejala tersebut.


Meski sangat penting mengobati penyakit ini, tapi hal yang paling penting menemukan aktivitas langsung terkait dengan tinnitus yang sangat luas dan membentang di sebagian besar otak. Sebaliknya, respon otak terhadap suara yang menirukan tinnitus terlokalisasi hanya di daerah kecil.


Ini menunjukkan bahwa tinnitus tidak hanya mengisi suara yang hilang setelah kerusakan pendengaran, tapi juga menyebar ke daerah lain di otak. Tinnitus adalah persepsi dari suara yang sering digambarkan sebagai denging, tapi itu tidak benar-benar ada.


Penelitian ini sangat penting untuk melihat pengobatan tinnitus di masa depan. Sebab, begitu banyak jalur di otak yang diaktifkan oleh kondisi itu yang bisa membuat pengobatan untuk mengurangi gejalanya menjadi sulit.


Neurofeedback, di mana pasien belajar untuk mengendalikan gelombang otak mereka, sering digunakan untuk mengontrol denging yang terus menerus.


Bagi orang yang mengalami tinnitus, kondisi ini biasanya hanya menjengkelkan, namun dalam kasus ekstrem, dapat melemahkan penderita. Meski pengobatan untuk tinnitus tersedia, banyak pasien menderita sejumlah masalah seperti depresi, kecemasan dan kemarahan.

Sumber : Berita Satu





Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar